Hajar Aswad secara bahasa berarti batu hitam. Namun Hajar Aswad bukanlah sekedar batu biasa, dalam Ajaran Islam, batu ini dipercaya berasal dari syurga dan dibawah oleh Malaikat Jibril untuk dipasang oleh Nabi Ibrahim sebagai Rukn (pojok) Ka'bah sebelah timur. Nabi Ibrahim merupakan orang pertama kali meletakkan Hajar Aswad di pojok Ka'bah.


Diceritakan bahwa awalnya batu ini tidak hitam (aswad) seperti sekarang ini. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab, namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan akhirnya hingga sekarang berwarna hitam.

Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa redupnya sinar itu, karena seringnya tersentuh manusia yang memang secara tabiat, manusia adalah makhluk yang banyak lupa dan berdosa. Akhirnya karena dosa manusia itulah, batu itu berubah menjadi hitam dan hilang sinarnya.

Batu ini memiliki aroma wangi dan unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Kendatipun demikian, sekarang sering juga dilumurkan minyak wangi oleh petugas kebersihan Ka'bah, tapi Hajar Aswad tetap memiliki aroma tersendiri. Dan batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi pokok diluar Ka'bah sehingga mudah bagi jamaah untuk menciumnya.

Adapun mencium Hajar Aswad merupakak Sunnah Nabi SAW. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat melakukan thawaf. Dan sunnah ini terus menerus diikuti para sahabat dan kaum muslimin sampai sekarang.