Sekitar pertengahan tahun 2008, ketika masih menjalankan tugas sebagai seorang pendidik pada salah satu sekolah negeri di Aceh utara, dan masih semangat-semangatnya mengajar. Maka timbullah ide dalam pikiran saya untuk membuat semacam majalah mingguan disekolah, untuk diterbitkan pada setiap minggu. Pada saat itu dengan segala keterbatasan dan belum mempunyai keahlian dibidang jurnalistik, tulis-menulis dan tata cara untuk menerbitkan sebuah media sekolah.  Kemudian saya bergerak menuju ke lhokseumawe untuk mencari referensi buku-buku yang mendukung untuk penerbitan media atau majalah sekolah.  

Sesampainya di toko buku Lhokseumawe, kalau tidak salah namanya “ACC”, toko ini memang menjadi favorit para kutu buku, untuk mencari buku-buku terbitan baru atau hanya sekedar melihat-lihat buku. Lalu saya masuk ke toko tersebut dan melihat-lihat judul buku yang tersusun rapi di rak yang berjejar didalam toko. Hampir setengah jam wara-wiri dari rak yang satu ke rak yang lain, “Alhamdullillah” ucap saya dalam hati, mata saya tertuju pada sebuah judul buku “Hari Gini Gak Punya Majalah Sekolah? Bikin Yuk!”. Tanpa pikir panjang saya ambil buku tersebut dan langsung saya serahkan ke kasir.

Buku dibawah ini bisa menjadi rujukan bagi para pendidik untuk membuat semacam majalah sekolah. Dalam pembahasan buku ini saya kira dapat mewakili ilmu jurnalistik, walaupun tidak secara keseluruhan bidang Ilmu Jurnalistik. 




RESENSI BUKU :

Judul Buku      : Hari Gini Gak Punya Majalah Sekolah? Bikin Yuk!
Pengarang       : Mulyoto
Penerbit           : CV. Andi Offset ( Jln. Beo 34-40, Telp 0274 – 561881, Yogyakarta )
Cetakan           : Pertama, Tahun 2007
Tebal buku      : 112 Halaman
Harga buku     : Rp.25.000,-

BAB I 
PENERBITAN SEKOLAH UNTUK APA?
1. Media Pemberdayaan Potensi Menulis

“Yuk, Bikin penerbitan, yuk”
Kalau suatu saat kamu mendapat ajakan dari teman untuk membuat penerbitan, entah itu majalah, tabloid, atau buletin. Mungkin kau akan bertanya balik “Untuk apa?” ini adalah sebuah pertanyaan yang wajar.

Teman kamu mungkin akan menjawab, “Sekarang ini adalah era informasi. Siapa yang menguasai informasi, dialah yang menguasai dunia. Melalui penerbitan, kita akan berusaha mencari informasi, mengolahnya, lalu menyajikannya dalam bentuk informasi baru kepada pembaca. Dengan menguasai informasi, kita bisa membentuk opini yang dapat mempengaruhi pembaca.”

Jawaban diatas barangkali memang sangat normatif dan abstrak. Ada jawaban yang lebih gampang. Misalnya, penerbitan sekolah bisa digunakan untuk menulis, atau menyalurkan unek-unek terhadap kebijakan sekolah, dan sebagainya. Mungkin juga bisa “Untuk mencari uang!” ini pun tidak salah.

Sekarang kita akan bahas mamfaat penerbitan sekolah, sebagai media pemberdayaan potensi menulis. Setiap orang mempunyai potensi, salah satunya adalah menulis. Hanya saja, ada orang yang mau mengasahnya dan ada yang tidak berminat mengasahnya.

Potensi artinya kemampuan dasar yang masih tersembunyi. Kemampuan itu harus dikembangkan, dilatih, atau diasah supaya mewujudkan kemampuan nyata, tidak tersembunyi lagi. Begitu pula potensi menuli. Potensi itu akan berkembang menjadi ketrampilan menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan kalau telah melalui serangkaian latihan secara terus menurus.

Nah, penerbitan sekolah merupakan salah satu wadah penyaluran minat untuk mengasah potensi menuli. Bisa aja sih, kamu berminat dalam dunia tulis-menulis langsung mencoba mengirim tulisan ke media yang sudah ada. Misalnya Hai, majalah gadis, Tabloid Gaul, majalah Aneka, Kompas Ana, dan masih banyak lagi.