Cuaca pagi itu sepertinya akan turun hujan, matahari terasa enggan menampakkan wajahnya karena ditutupi oleh pekatnya awan hitam, angin pun ikut berhembus disela-sela pohon kelapa, seakan ia ingin mengatakan "Selamat pagi, wahai sang penikmat udara pagi"
Embun yang berjatuhan semalaman, masih membasahi rerumputan terlihat disana-sini bergelantungan diatas rerumpatan, tanah masih basah. Aku mencoba berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke belakang rumah, kebetulan rumah berdekatan dengan proyek raksasa irigasi langkahan yang di bangun oleh PT.PP pada tahun 1972 dan diresmikan sekitar tahun 1990 oleh PT.PP (Persero).
Angin yang berhembus dari pematang sawang membuat hawa semakin dingin, ridda' yang tersanggul dibahuku kemudian aku tutupi sebahagian badan karena hawa nya sangat dingin. Wajar karena pagi itu cuacanya seperti mau turun hujan. Awan mendung menyelimuti langit-langit, seakan dia ingin menumpahkan airnya ke bumi. Aku kira akan hujan akan turun, tapi takdir berkata lain. Awan hitam itu menghilang sering terbitnya matahari pagim, "Mendung Tak Berarti Hujan" Kata Ella dan Deddy Dores. Ya. memang mendung tak selamanya akan turun hujan.
Kemudian aku perlahan berjalan diatas badan tanggul irigasi yang lebar, sambil sesekali melihat ke permukaan air yang kekuning-kuningan, sepertinya daerah muara tanggul ini langkahan sedang turun hujan. Biasanya kalau warna airnya agak keruh serta bercampur dengan tanah itu artinya hujan sedang membasahi sungai dikawasan langkahan.
Walaupun airnya tidak sejernih seperti telaga, namun pagi itu aku sangat menikmati pemandangan yang indah berjalan diatas badan tanggul. Jarang-jarang sih aku menikmati suasana seperti itu, berjalan diatas tanggul sambil menghirup udara segar, sambil menikmati alam, menikmati hamparan sawah yang terbentang, menikmati indahnya air mengalir tanpa merasa capek ingin berhenti.
Matahari pun mulai merangkak sedikit demi sedikit naik, cahayanya mulai muncul disela-sela awan hitam. Makin lama langit pun semakin terang, embun yang tadi membasahi rerumputan perlahan-lahan mulai menghilang oleh sinar matahari pagi.
Betapa indah ketika menikmati suasana pagi, pohon-pohon yang berayun-ayun ditiup oleh angin, suara kicauan burung terdengar sangat merdu dan sepi dari hiruk pikuk keramaian. Begitulah Allah SWT menciptakan pagi dengan Maha sempurna. Dengan menikmati suasana pagi bertambah pula keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT, tidak ada yang sia-sia dari penciptaan-Nya. Semua memberikan faedah bagi umat manusia.
Embun yang berjatuhan semalaman, masih membasahi rerumputan terlihat disana-sini bergelantungan diatas rerumpatan, tanah masih basah. Aku mencoba berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke belakang rumah, kebetulan rumah berdekatan dengan proyek raksasa irigasi langkahan yang di bangun oleh PT.PP pada tahun 1972 dan diresmikan sekitar tahun 1990 oleh PT.PP (Persero).
Angin yang berhembus dari pematang sawang membuat hawa semakin dingin, ridda' yang tersanggul dibahuku kemudian aku tutupi sebahagian badan karena hawa nya sangat dingin. Wajar karena pagi itu cuacanya seperti mau turun hujan. Awan mendung menyelimuti langit-langit, seakan dia ingin menumpahkan airnya ke bumi. Aku kira akan hujan akan turun, tapi takdir berkata lain. Awan hitam itu menghilang sering terbitnya matahari pagim, "Mendung Tak Berarti Hujan" Kata Ella dan Deddy Dores. Ya. memang mendung tak selamanya akan turun hujan.
Kemudian aku perlahan berjalan diatas badan tanggul irigasi yang lebar, sambil sesekali melihat ke permukaan air yang kekuning-kuningan, sepertinya daerah muara tanggul ini langkahan sedang turun hujan. Biasanya kalau warna airnya agak keruh serta bercampur dengan tanah itu artinya hujan sedang membasahi sungai dikawasan langkahan.
Walaupun airnya tidak sejernih seperti telaga, namun pagi itu aku sangat menikmati pemandangan yang indah berjalan diatas badan tanggul. Jarang-jarang sih aku menikmati suasana seperti itu, berjalan diatas tanggul sambil menghirup udara segar, sambil menikmati alam, menikmati hamparan sawah yang terbentang, menikmati indahnya air mengalir tanpa merasa capek ingin berhenti.
Matahari pun mulai merangkak sedikit demi sedikit naik, cahayanya mulai muncul disela-sela awan hitam. Makin lama langit pun semakin terang, embun yang tadi membasahi rerumputan perlahan-lahan mulai menghilang oleh sinar matahari pagi.
Betapa indah ketika menikmati suasana pagi, pohon-pohon yang berayun-ayun ditiup oleh angin, suara kicauan burung terdengar sangat merdu dan sepi dari hiruk pikuk keramaian. Begitulah Allah SWT menciptakan pagi dengan Maha sempurna. Dengan menikmati suasana pagi bertambah pula keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT, tidak ada yang sia-sia dari penciptaan-Nya. Semua memberikan faedah bagi umat manusia.
0 Comments
Posting Komentar