Sejarah Dinasti Ming Mengenai Aceh.
Kerajaan Aceh merupakan salah satu kerajaaan Islam terbesar didunia, kemegahan, kegagahannya setingkat dengan kerajaan-kerajaan di eropa pada masa itu. Pengelolaan pemerintahan yang baik, ekonomi, perdagangan dan pelayaran juga sangat bagus. Rakyat saat taat kepada Ulama dan kepada raja, kehidupan mereka makmur dan damai dibawah kepemimpinan seorang sultan yang sangat disegani dunia yaitu Sultan Iskandar Muda. Aceh memiliki peran penting bagi dunia saat itu, karena selat malaka sebagai pusat pelayaran dunia harus melewati kekuasaan kerajaan Aceh. Maka kerajaan Aceh menjadi sorotan dunia, baik dari cendikiawan muslim yang ingin berlabuh untuk menuju aceh maupun para armada-armada kapal laut dari belahan didunia.
Salah satu bukti otentik bahwa kerajaan Aceh sangat maju dan sangat disegani pada saat itu, ditulis dalam buku Mingshi, buku mingshi ini merupakan buku tentang sejarah bangsa china ketika mereka melakukan ekspansi demi ekspandi ke berbagai penjuru dunia.
Disebutkan Bab 325 dalam buku Mingshi, bab ke enam yang membicarakan negeri-negeri asing. Di dalamnya terdapat sebuah catatan mengenai Su-men-da-la, yaitu pelabuhan dagang samudera, dan pada umumnya mengenai pulau sumatera ujung utara.
Salah satu bukti otentik bahwa kerajaan Aceh sangat maju dan sangat disegani pada saat itu, ditulis dalam buku Mingshi, buku mingshi ini merupakan buku tentang sejarah bangsa china ketika mereka melakukan ekspansi demi ekspandi ke berbagai penjuru dunia.
Disebutkan Bab 325 dalam buku Mingshi, bab ke enam yang membicarakan negeri-negeri asing. Di dalamnya terdapat sebuah catatan mengenai Su-men-da-la, yaitu pelabuhan dagang samudera, dan pada umumnya mengenai pulau sumatera ujung utara.
Dalam paruh pertama catatan itu, yang diceritakan hampir seluruhnya kunjungan-kunjungan armada sida-sida dibawah pimpinan Zheng He ke daerah itu (pada dasawarsa awal abad ke-15), selama setengah abad lebih, sering terjalin hubungan dan banyaknya utusan pada saat itu, dalam tahun ke-22 tahun Chenghua (1486 M), masih tercatat kedatangan sebuah utusan dari Kanton.
![]() |
Buku Kerajaan Aceh, Zaman Sultan Iskandar Muda |
Sumber : Buku Kerajaan Aceh, Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) Denys Lombard
0 Comments
Posting Komentar