Malam pun berlalu, suasana semakin hening dan sunyi dari hiruk pikuk kegiatan yang belum sempat habis tadi malam. Kemudian temen-teman yang tadinya dibawah tenda, kembali ke balai masing-masing untuk istirahat sebentar, sambil menunggu pagi tiba.
Tak terasa jarum jam ditangan kami menunjukan pukul 05: 08 menit WIB, pertanda waktu subuh sudah masuk. Suara Azan pun dari kejauhan terdengar mendayu-dayu, sahut menyahut memanggil para hamba yang sedang terlelap tidur dipembaringan masing-masing untuk melaksanakan kewajiban. Kami beranjak dari pembaringan sambil membangukan yang lain untuk shalat subuh, walaupun terasa lelah dan waktu untuk istirahat kurang, tapi kami tetap bangun menuju ke pinggir danau laut tawar yang tak jauh dari tempat istirahat kami. Luar biasa dingin air danau laut tawar dipagi hari, terlihat pendamping-pendamping yan lain juga mulai bangun dari pembaringan merek masing-masing, untuk menujut ke air danau laut tawar untuk mengambil wuduk.
Kami saat itu merasa bingung mencari dimana tempat shalat atau mushalla, kami menanyakan kepada beberapa teman yang lain "Hai pat mushalla, pui hana hino nyoh?" (Dimana tempat shalat, apakah tidak disini?), kemudian teman menunjukan tempat shalat "Mushalla jih agak jioh bacut, paleng ujong beh" ( Tempat Shalat agak jauh sedikit, paling ujung"). kami berjalan menyusuri pinggir danau laut tawar untuk mencari tempat shalat, seperti yang telah diberitahukan oleh teman kami tadi. Walaupun keadaan masih gelap, karena memang masih waktu subuh kami terus berjalan, sesekali melihat kekanan untuk melihat tempat shalat. Tak lama kemudian mushalla yang kami cari berhasil ditemukan, suasana tempat shalat yang agak sempit tanpa diterangi oleh lampu menambah suasana semakin adem. Terlihat diatas mushala teman-teman yang lain yang sedang melaksanakan shalat subuh secara berjama'ah.
Kami sedang menunggu dibawah untuk shalat, karena harus antri untuk shalat berjama'ah, tempat yang kurang memungkinkan untuk bisa shalat sekaligus secara beramai-ramai. Setelah mereka selesai shalat subuh, kemudian kami naik ke balai itu untuk shalat subuh secara berjama'ah, sebenarnya mushalla tempat kami shalat adalah sejenis balai yang dibuat dari kayu dengan ukuran 3 x 3 yang terletak agak berjauhan dengan tenda, dapur umum, balai tempat kami menginap. Mushalla ini paling ujung, disamping lereng bukit, tak jauh dari mushalla tersebut, juga ada jalan setapak untuk naik keatas, karena kebetulan diatas yang agak berjauhan sedikit dengan mushalla ada beberapa kamar kecil untuk membersihkan badan disitu.
Matahari pun mulai menampakkan cahayanya di ufuk timur, awan putih tampak begitu mengkilat menghiasi cakrawala langit. Suasa disekitar tempat wisata danau laut tawar mulai hidup kembali, dapur umum dengan dangdang besar dua buah sudah siap dengan nasi dan air didalamnya untuk dipanaskan.
Api pun mulai dihidupkan, menu makanan untuk pagi hari sedang disiapkan, kami mendekati danau laut tawar untuk mengambil foto, selfie untuk moment bahagia ketika berada disana.
Bersambung ke Bagian 7
0 Comments
Posting Komentar