Pelajaran Pertama : Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin (Arabالخلفاء الراشدون) atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat Nabi Muhammad SAW yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Nabi SAW. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam.[1]

Berikat Nama-Nama 4 sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi Khulafaur Rasyidin :
  1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (573 - 634 M, menjadi khalifah 632 - 634 M) 
  2. Umar Bin Khattab (634 - 644 M adalah khalifah ke-2)
  3. Utsman Bin Affan (644-655 M) adalah khalifah ke-3 )
  4. Ali Bin Abi Thalib (tahun 656 sampai 661 khalifah ke-4)

Keempat sahabat Nabi Muhammad SAW tersebut digelari sebagai Khulafaur Rasyidin, Karena mereka sebagai khalifah[2] Nabi SAW dalam petunjuk dan bimbingan, dan juga menjalankan hukum-hukum Syari’at.[3]

Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin yang lamanya tidak lebih dari tiga puluh tahun, dimulai sejak tahun 11-41 H./632-661 M. Ini diterangkan dalam sebuah hadist Nabi Muhammad SAW:


عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ قَالَ حدثني سَفِينَةُ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْخِلاَفَةُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلاَفَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلاَفَةَ عُمَرَ وَخِلاَفَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلاَفَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلاَثِينَ سَنَةً قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ بَنِي أُمَيَّةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْخِلاَفَةَ فِيهِمْ قَالَ كَذَبُوا بَنُو الزَّرْقَاءِ بَلْ هُمْ مُلُوكٌ مِنْ شَرِّ الْمُلُوكِ.


“Sa’id bin Jumhan berkata: “Safinah menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pemerintahan Khilafah pada umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan kerajaan.” Lalu Safinah berkata kepadaku: “Hitunglah masa kekhilafahan Abu Bakar (2 tahun), Umar (10 tahun) dan Utsman (12 tahun).” Safinah berkata lagi kepadaku: “Tambahkan dengan masa khilafahnya Ali (6 tahun). Ternyata semuanya tiga puluh tahun.” Sa’id berkata: “Aku berkata kepada Safinah: “Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka.” Safinah menjawab: “Mereka (Bani Umayah) telah berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja”. (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).[4]

Hadits di atas menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa kepemimpinan khilafah yang mengatur roda pemerintahan umat sesuai dengan ajaran kenabian (khilafah al-nubuwwah) dan menerapkan syariat Islam secara sempurna, hanya berjalan selama tiga puluh tahun, yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali -radhiyallahu ‘anhum. Sebagian ulama ada yang memasukkan masa pemerintahasan Sayidina Hasan bin Ali -radhiyallahu ‘anhuma-, ke dalam khilafah al-nubuwwah ini, karena masa kekuasaan beliau melengkapi masa tiga puluh tahun tersebut.

Pada Masa ini peradaban Islam mencapai puncaknya, maksudnya adalah peradaban manusia yang berakar pada akidah yang berusaha untuk melahirkan manusia-manusia yang bahagia. Pada masa ini juga terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Syam, Irak, Palestina, Mesir, Sudan sampai ke Afrika. Diakhir pemerintahan mereka munculah fitnah dan perpecahan yang mengakibatkan terbentuk beberapa kelompok dan sekte.

Referensi : 

[1] Wikipedia.
[2] Yang berdiri diatas maqam (kedudukan) Rasulullah SAW dalam menjaga Agama dan politik dunia, memberlakukan semua manusia disisi aturan itu sama, yang kuat, yang lemah, mulia dan yang rendah hati akan sama dihadapan kebenaran.
[3] Al-Fadhil Al-Ustad Umar Abdul Jabbar, Khulasah Nurul Yaqin “Fi Sirati Saidil Mursalin” Juz III, Hal. 4, Maktabatul Hikmah Surabaya.
[4] http://www.piss-ktb.com