Kereta api ARS terus melaju menembus teriknya matahari, suara rel sesekali kerap terdengar, pikiranku menerawang jauh, ingatanku tertuju pada apa yang telah terjadi beberapa hari yang lalu, pada saat pertama menginjakkan kaki dirumah orang tuanya. Memang kami tidak pernah bertemu sebelumnya, apalagi bertatap muka paling kami ngobrol melalui telepon atau kadang-kadang chating tapi itupun sangat jarang sekali, mungkin karena kesibukan masing-masing. Dia sibuk dengan pekerjaannya, akupun sibuk dengan pekerjaanku.
Malam itu, Aku mencoba menghubungi dia, menanyakan keadaannya, kami mengobrol seperti biasanya menanyakan kabar masin-masing, namun ditengah percakapan kami, dia mangatakan satu hal yang diluar dugaan sebelumnya yang membuat dada terasa sesak ketika aku mendengarnya, bagaikan petir disiang hari yang meluluh lantakkan pohon yang menjulang tinggi.
"Pak, ibu telah menyetujui dengan orang lain", Sontak aku kaget mendengar ucapan dia ditelepon, suara tangis pun pecah malam itu tak henti-henti dia meraung bagaikan orang kesurupan. Aku membisu, ku genggam erat-erat handphone yang ada ditanganku sambil tertunduk lesu tak tahu harus berbuat apa. Dengan suara terbata-bata aku coba menenangkan diri dan mengatakan ke dia "Jangan menangis lagi, mungkin kita enggk jodoh", "Iya pak" jawab dia sambil terisak-isak menahan tangis. Hampir lima menit kami diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan aku bilang kedia "Udah dulu ya, nanti kita sambung lagi", kemudian handphone itupun aku matikan.
Rasa gundah, resah, risau, bimbang dan tak tahu harus berbuat apa, setelah mendengar apa yang dia ucapkan ditelepon barusan. Pikiranku terus saja bermain, "Ya Allah, apa yang harus ku perbuat?" kemudian tanpa pikir panjang lagi, aku mengambil handphone yang tadi tergeletak disampingku dan mencoba menghubungi dia kembali.
"Tettt.. teettt " telepon terhubung,
"Assalamu'alaikum wr.wb" ucapku
"Wa'alaikumussalam, kenapa Pak" jawab dia sambil menangis terisak-isak
"Aku harus datang kerumahmu" dia terkejut bukan main, dia jawab "Pak enggk usah datang lagi, capek aja bapak datang keputusan ibuk sudah enggak akan berubah"
"Pokoknya saya harus datang" ucapku kedia. dengan suara agak sedikit meninggi "Pak tidak ada lagi yang perlu dibahas semua sudah terlambat"
"Terlambat atau tidak, InsyaAllah saya besok sudah ada disana" ujarku
Tanpa pikir panjang setelah menutup telepon, aku coba menghubungi teman, kebetulan dia teman dekat dan aku menanyakan ke dia "Apa ada mobil yang bisa dipakek malam ini?" "Untuk apa?" ujar dia, "Nanti saya ceritain, ini mendesak" "Oke kesini aja dulu ditempat biasa kita ngopi". Telepon aku matikan, dengan cepat aku bergerak mengambil motor yang diparkir didepan rumah dan meluncur ketempat dia.
Sesampainnya disana aku ceritakan perihal apa yang telah terjadi setelah pembicaraan aku dan dia ditelepon tadi. "Kenapa kejadiannya seperti itu?" ucap teman, saya jawab "Saya juga enggak tau kenapa kejadiannya bisa seperti ini.". Lumayan lama juga, kami berada di warung kopi itu, sambil terus berdiskusi antara ia atau tidak untuk menuju kerumah dia.
Bersambung ..
0 Comments
Posting Komentar