Pagi hari itu, dengan langkah agak sedikit tergopoh-gopoh aku menyusuri ruas jalan menuju station kereta api City Railway Station Medan, tas ransel yang berjubel dibahuku dan tas laptop yang menggantung dibahu kanan agak terasa berat. Namun dengan cepat kakiku melangkah tanpa menghiraukan beban berat diatas badanku, dan tak menghirau siapapun yang berjalan disekelilingku. Tanjakan dipintu masuk station pun, tak aku hiraukan, yang ada dipikiranku saat itu hanyalah "Aku harus cepat mendapatkan ticket, agar tidak ketinggalan kereta Api". Salah satu dari temanku masuk kedalam, dimana orang-orang dapat memesan ticket disana. Aku keluarkan uang seratus ribu dari saku celana lalu aku kasih ke teman untuk membeli ticket. lebih kurang sepuluh menit dia kembali dari membeli tiket, "Alhamdulillah" ucapku akhirnya bisa membeli ticket kereta api pertama menuju Kualanamu.
Tak lama kemudian "Tet..tet..tet" bunyi kereta api ARS jurusan Medan ke Kualanamu Airport pun mendekat ke station. "Para penumpang yang terhormat, bagi yang sudah mempunyai tiket untuk segera menujut kereta, karena kereta api jurusan Medan -Kualanamu Airport sebentar lagi akan berangkat" suara dari pengeras suara yang tak lain adalah suara pramugari kereta api ARS. Aku dengan cepat mengambil tas ransel, tas laptop dan bergegas menuju ke pintu kereta api, lalu tiket itu aku masukkan kedalam mesin pembuka jalan agar pintu masuk menuju ke gerbon utama kereta terbuka.
Sesampainya didalam kereta api ARS, dengan wajah agak sedikit bingung aku mulai melihat lihat dan mencocokkan nomor bangku ditanganku dengan nomor bangku didalam gerbong kereta api.
"Pak..pak bentar" ucapku kepada masinis yang kebetulan lewat didepanku, "Iya.. ada yang bisa saya bantu pak" jawab masinis, "ini Pak, ticket no 106 dimana ya bangkunya?" dia mengankat tangannya menunjuk paling ujung dekat dengan jendela. "Makasih pak. " ujarku, dia menjawab "sama-sama pak", aku berjalan ditengah gerbong samping kiri dan kananku bangku penumpan berjejar. Kemudian aku menaruh barang-barang bawaanku diatas, persis diatas tempat duduk, ada tempat untuk menaruh barang-barang bawaan bagi para penumpang. "Alhamdulillah" lirihku sambil merebahkan badan diatas bangku kereta api. Agak terasa capek perjalanan dari kemaren malam sampai pagi, kurang istirahat, tergesa-tergesa dijalan untuk cepat-cepat biar enggk ketinggalan kereta api.
"Penumpang yang terhormat, kereta Api menuju kualanamu airport beberapa menit lagi akan berangkat" suara dari pengeras suara dalam gerbong kereta. "Tet..tet.. " pertanda kereta api siap berangkat menuju tujuan. Terasa badan agak ditarik, kemudian kereta api perlahan-lahan mulai berjalan, suara rel "krek..krek..krek" sahut menyahut mulai terdengar.
Teman-temanku yang tadi ikut juga dalam rombongan mulai mengabadikan moment dalam kereta api ARS dengan camera handphone mereka masing-masing, aku tak menghiraukan mereka, pikiranku masih menerawang jauh mengingat kejadian beberapa hari yang lalu sebelum berangkat menuju medan, Aku kerumah orang tua dia. Masih membekas dalam ingatanku apa yang terjadi ketika aku baru membuka pintu mobil dan melihat toko dimana tempat ia bekerja, antara terharu dan sedih bercampur menjadi satu.
0 Comments
Posting Komentar