Tempat istirahat samping Danau Laut Tawar
Ketika kami sampai di persimpangan jalan dua arah yaitu simpang tertib, satu jalan menuju ke Bireun, satu jalan lagi menuju ke kota Tekengon. Sesampainya kami dipersimpangan tersebut, suara berdering “Kring….kring..kring”, ternyata ada telepon dari Budi.. hendra buru-buru mengangkat telepon tersebut, “ Hai ndra, awak droe keuh etna katroeh?”(Hai ndra.. udah sampe kemana.?)” Hendra menjawab “Kamo katroh bak simpang tertib.. tamong u Kota..kajak keuno ju (Kami udah sampai ke simpang tertib.. jalan trus kesini)” cetus hendra. Kemudian budi mengatakan “Awak droe kuh kasisat nyoe..(kami udah tersesat jalan ne)”, Hendra “Oke.. kamo preh hino bak simpang beh..(Kami tunggu disini ya..disimpang terteb)”. Kemudian budi dan hendra menutup telepon mereka masing-masing. Mobil yang kami tumpangi belok arah dan mampir dipersimpangan terteb, sambil menunggu mereka kami bercengkrama dengan sesama teman yang lain.

Tak lama kemudian, tibalah mereka dari arah jalan arah menuju bireun dengan mobil avanza. Mobil mereka berhenti pas didepan kami, dan mereka turun, Budi, Muhammad (korcam lhoksukon), Istri Muhammad, Munawar (selaku kepala rombongan). Mereka sangat senang ketika berjumpa dengan kami, mereka menceritakan kisah tentang mereka tersesat, Munawir selaku supir mobil tersebut mengatakan kepada kami “Han ek kupike le ..ka mumang kuh nyoe.. kabuno ka meuputa-puta (Saya bingung, dari tadi kami terus berputar-putar enggk tau arah)”. Memang wajar mereka tersesat, karena memang keadaan jalan sangat gelap, apalagi dimalam hari. Kami juga sempat salah jalan ketika pertama masuk, ternyata jalan itu sudah ditutupi karena memang lagi ada perbaikan jalan.

Hampir sekitar setengah jam kami berada dipersimpang terteb itu, sembari merokok, ada juga yang makan mie gureng (mi goreng) bahasa Tokoh Aceh Utara (hendra) GANAS (Ganti nasi). Pada saat itu kami mencoba menghubungi rombongan yang sudah lebih dulu sampai dikota takengon, dan mereka menunggu di sebuah mini market. “yak.. yak hai, tajak ju tanyoe.. awaknyoe ka ipreh hideh (ayok.. ayok.. kita berangkat sekarang, mereka sudah menunggu di mini market kota takengon” seru salah seorang teman kami. Kami bergegas naik kedalam mobil kami tumpangi dan melaju ketempat dimana Buk resi, Pak Takdir, dan Pendamping-pendamping pkh yang lain yang sudah menunggu.

Dari kejauhan ketika mobil kami sudah melaju, sudah terlihat bahwa rombongan sedang menunggu kami untuk berangkat secara bersama-sama. Sesampainya kami ditempat mini market tersebut. Kami membeli beberapa perlengkapan semisal makanan-makanan ringan, roti, indomie dan makana-makan kecil lainnya. Suasana senang bercampur gembira sudah mulai terasa, setibanya kami di mini market tersebut…

Bersambung ke Bagian III