Ternyata semangat menulis itu masih ada di Aceh, Ulama, Santri Dayah, Dosen, Mahasiswa, Kalangan Akademis sampai Pegiat Sejarah, rela bersusah payah dan meluangkan waktu berbulan-bulan demi menghasilkan tulisan yang mencerahkan. Kita patut mendukung dan mengapresiasi kepada semua pihak yang telah memberi andil yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, baik bidang Agama, Sejarah maupun bidang-bidang lainnya. Tulisan-tulisan tersebut sangat bermamfaat bagi generasi muda Aceh kedepan.
Akhir-akhir ini banyak buku yang telah rilis dan diterbitkan oleh beberapa media cetak di Aceh. beberapa buku tersebut ditulis oleh sejarawan muda, diantaranya: Daulah Shalihiyyah di Sumatera (pengarang : Taqiyuddin Muhammad), Tiroisme (Pengarang : Haekal Afifa ). Dan masih banyak lagi buku lain yang sangat memberi mamfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan menulis di Aceh.
Melihat sisi sejarah, Aceh telah membuktikan bahwa pada abad 16 sampai dengan 17 merupakan puncak kejayaan kerajaan Aceh Darussalam dan telah melahirkan Puluhan Ulama dengan karya-karyanya yang monumental : Hamzah Fansury, Syamsudin As-Sumatrani, Syekh Nuruddin Ar-Raniry, dan Syekh Abdurrauf As-Singkily atau Syiah Kuala.Keempat ulama Aceh ini amat banyak karangan mereka, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu. Kitab-kitab tulisan keempat ulama ini tidak hanya beredar di Aceh, tetapi meluas ke seluruh Asia Tenggara dan dunia Islam lainnya. Pada abad ke-17, bangsa Eropa mulai berdatangan ke Asia Tenggara.
"MARI MENGULANG SEJARAH YANG TELAH LAMA HILANG DALAM INGATAN KITA, DENGAN MENULIS"