Media sosial yang saya kenal dulu dengan media sosial yang saya kenal sekarang lah sangat lah berbeda, dulu semenjak munculnya friendster sebagai situs jejaring sosial sebelum dirancang ulang menjadi layanan ini memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan anggota lain, serta berbagai kontent dan media daring dengan anggota baru. Friendster persis seperti facebook yang kita kenal sekarang, bisa berbagi video, foto, pesan dan berkemntar dengan anggota lain melalui profil pengguna.

Pada bulan mei tahun 2011, perusahaan friendster yang berpusat di Mountain View, California mengalihkan diri mereka menjadi situs permainan sosial dan menghapuas semua akun-akun yang terdaftar pada situs mereka, namun akun-akun yang terkait dengan friendster tidak dihapus dan pengguna masih bisa masuk atau login kedalam situs tersebut dengan menggunakan email dan password (kata sandi) lama. Situs ini mengalami perombakan besar-besaran dan situs ini terfokus pada hiburan dan kesenangan.

Semenjak situs friendster ini mengalami perobahan menghapus konten dan menjadikannya sebagai situs permainan, maka sisi jumlah pengguna menurun dratis dari jumlah 8.2 juta menjadi 1.2 Juta pengguna yang terdaftar disitus ini.

Jaman sudah berubah sodara, medsos yang dijadikan sebagai ajang menjalin silaturrahmi, mencari temen, diskusi yang bisa menambah pengetahuan, sudah dijadikan sebagai ajang yang dimamfaatkan untuk hal-hal yang tidak positif. Hal inilah yang membuat sebahagian pengguna, penikmat media sosial beralih ke media sosial lainnya yang lebih private tanpa hiruk pikuk dengan link-link berita spam - saling hujat, caci maki, fitnah bertebaran di dunia media sosial terkenal.

Bijaklah dalam menggunakan media sosial tanpa saling menghujat satu sama lain, saling mencaci maki dan fitnah, karena itu semua jauh dari ajaran agama. Bukan persaudaraan yang akan didapati melainkan bertambahnya jumlah musuh dalam daftar temen.